Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, pekerjaan ataupun masyarakat, sering kali kita memperoleh pujian atas apa yang telah kita lakukan. Pujian tersebut biasanya dilontarkan oleh orang-orang yang senang dengan apa yang telah kita lakukan. Begitu pula sebaliknya, kita akan memperoleh kritik dari orang-orang yang tidak suka dengan apa yang telah kita lakukan. Diantara pujian dan kritikan yang kita terima, orang akan cenderung merasakan kesulitan dalam mengelola kritik daripada menerima pujian. Kritik cenderung menenggelamkan seseorang dan menjadi salah satu penghambat dalam mencapai kesuksesan. Bahkan, tidak sedikit orang yang sampai bunuh diri dikarenakan tidak mampu mengelola kritik.
Pengaruh kritik di dalam kehidupan cenderung menjadi nilai-nilai negatif yang merugikan. Ketika seseorang menerima kritik, naluri akan cenderung defensif dan kita akan berupaya supaya orang yang menyampaikan kritik tersebut mengerti dan memahami apa yang kita inginkan. Kritik yang dijadikan cermin diri justru akan memperlihatkan cara pandang orang lain dari sudut pandang yang berbeda. Bahkan cara pandang dan sudut pandang tersebut terkadang sama sekali tidak pernah terfikirkan oleh kita sendiri.
Walapun kita sudah berbuat baik dan terbaik, yakinlah bahwa kita pasti akan menerima kritik dari orang lain. Jangan salah, sebagian kritikan (kritik yang tidak benar) justru merupakan pujian tersembunyi dari orang-orang yang (sebenarnya) iri terhadap apa yang telah kita lakukan (terhadap diri kita). Orang-orang yang iri tersebut akan cenderung memberikan kritik sekalipun kita mencapai sebuah keberhasilan yang memberikan manfaat kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini. Pengakuan mereka terhadap keberhasilan kita terwujud dengan memberikan kritik yang tidak benar.
Kita tidak bisa memaksa semua orang untuk memuji kita. Ketika kita mengambil keputusan, orang-orang yang senang dengan keputusan kita akan menyampaikan pujian. Sebaliknya, orang yang tidak suka dengan keputusan kita tersebut (dikarenakan satu dan lain hal) akan menyampaikan kritik. Permasalahannya, ketika kita mencoba mengakomodir keinginan kelompok yang tidak suka dengan keputusan kita supaya mereka berbalik menyukai kita, maka sebaliknya, orang yang awalnya suka dengan keputusan kita akan berpaling dan (cenderung) tidak suka dengan keputusan kita tadi (memberikan kritik). Tidak semua orang memiliki cara pandang yang sama. Masing-masing manusia memiliki kecenderungan yang berbeda.
Bagaimana supaya kita tidak menerima kritikan? Ingat, bahwa kita tidak akan pernah menerima kritikan bila kita tidak mencapai kesuksesan apapun. Kita tidak akan pernah menerima kritikan ketika posisi kita masih di bawah. Sebaliknya, bersiaplah terhadap kritikan ketika kita mencapai sebuah capaian tertentu dan atau posisi kita berada di atas. Orang akan cenderung iri dan menjagal orang yang sedang berada di atas. Sangat jarang sekali orang yang berupaya menjagal seseorang yang posisinya di bawah. Artinya apa? Semakin tinggi posisi kita, maka potensi kritikan akan semakin lebar dan oleh karena itu, kita harus siap, familiar dan berupaya mengelola “kritik”.
Apabila kritik ini akan selalu mewarnai kehidupan kita dalam menuju kesuksesan, maka (tentunya) menjadi keharusan bagi kita untuk mengelola kritikan yang datang. Tentunya masing-masing orang akan memiliki cara yang nyaman dalam mengelola kritik. Beberapa buku (diantaranya buku karyanya Dale Carnegie) pun mulai menyampaikan alternative-alternatif dalam mengelola kritikan. Bagaimana menghadapi orang lain, mengambil hati banyak orang dan atau meminimalisir dampak dari kritik.
Berikut ini merupakan beberapa alternatif dalam mengelola kritik. Pertama, ingatlah bahwa orang tidak akan berfikir tentang diri Anda dan bahkan saya pun tidak akan memberikan perhatian atas apa yang dikatakan orang lain mengenai diri kita. Setiap saat, semua orang hanya berfikir mengenai diri mereka sendiri. Meskipun terdapat kata-kata (kritik) dari mereka, namun pada prinsipnya sebagian besar waktu mereka akan digunakan untuk memikirkan dirinya sendiri. Orang yang mengkritik, hanya melihat sesaat atas diri kita, dari sebatas apa yang mereka ketahui. Jadi, apakah Anda sendiri akan memikirkan mereka yang sebenarnya sibuk dengan memikirkan tentang diri mereka sendiri?
Kedua, abaikan saja semua pembicaraan orang lain, selama kamu merasa benar. Melakukan hal-hal yang kita rasa benar saja pun, kita akan tetap dikritik. Anehnya, demikian pula ketika kita tidak melakukan sesuatu pun, kita akan tetap menerima kritikan. Melakukan atau tidak melakukan sesuatu saja, kita akan dikritik, lalu mengapa kita harus memikirkan “apa kata orang”? Kerjakanlah sebaik-baiknya seluruh bagian kita, kemudian bukalah payung agar kita tidak basah karena terkena hujan kritik.
Ketiga, tanggapi kritik dengan hanya tertawa saja. Biasakan dirimu dengan tertawa ketika memperoleh kritik. Lihatlah apa yang akan diucapkan oleh orang-orang yang banyak bicara (mengkritik), namun kita hanya responnya dengan tertawa? Mereka pasti akan terdiam karena kita hanya menaggapinya dengan tertawa. Justru mereka akan semakin senang apabila kita menanggapi mereka. Ingat, apabila kita memperoleh kritikan, artinya posisi kita sedang di atas dan membuat orang lain merasa iri dengan posisi kita tersebut. Ingat, orang yang mengkritik, artinya level mereka berada di bawah kita. Untuk apa kita menanggapinya dengan serius? Dan ketika menanggapi mereka, artinya level kita kembali sama dengan mereka atau lebih rendah daripada mereka.
Nah, yuk kita kerjakan saja apa yang baik menurut kita, mengerjakan hal tersebut sebaik-baiknya, dan siapkan diri untuk menerima kritikan dalam mencapai kesuksesan.
Salam,
Khoirul Mampe
Satu pendapat untuk “Cara Mengatasi Kritik”